Pemberitaan firman kali ini akan menolong kita semua untuk menjadi semakin sadar bahwa kita bisa menjadi keluarga yang hidup rukun dan damai.
1.Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
Tinggal bersama dalam satu rumah, tetapi tidak bisa damai, tentu tidak menyenangkan.
Hidup bersama tetapi bermusuhan, dan terus-menerus suka bertengkar, siapa yang tahan? Orang lain yang melihatnya pun pasti merasa sebal.
Tentu dalam setiap keluarga ada saja alasannya yang bisa membuat orang marah dan sakit hati.
Tentu dalam setiap keluarga ada saja yang buat masalah, atau melakukan kesalahan yang membangkitkan kemarahan dan bisa memicu pertengkaran.
Namun demikian, dalam setiap keluarga juga selalu ada cinta kasih, yang memungkinkan kita bisa memilih untuk tetap rukun meskipun marah dan sakit hati.
Cinta kasih mendorong kita untuk terus-menerus berupaya menyenangkan orang-orang yang kita cintai. Sehingga kita memilih untuk sabar dan menahan diri. Atau menyalurkan kemarahan kita dengan baik, sehingga membuat orang menjadi sadar dan terhibur.
Cinta kasih dalam keluarga membuat keluarga kita rukun dan damai, sebab selalu terbuka untuk memaafkan siapa saja yang telah berbuat salah.
Keluarga yang hidup rukun itu sungguh amat baik. Dalam keluarga yang rukun itu, cinta kasih bisa dinikmati dan nikmatnya cinta bisa membuat kita tahan menderita, tahan menghadapi berbagai kesukaran hidup di dunia ini.
2.Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
Kehidupan keluarga yang rukun itu ternyata berdampak pada lingkungan sekitarnya.
Kehidupan keluarga yang rukun itu seperti minyak wangi yang ditumpahkan di atas kepala Imam Harun.
Ya, semerbak harum yang terhembus dari kehidupan keluarga kita yang rukun ataupun kehidupan jemaat yang rukun itu, menolong orang-orang lain untuk menghargai ibadah yang kita lakukan.
Ternyata, tampil sebagai keluarga yang hidup rukun itu saja sudah menjadi berkat bagi lingkungan sekitar kita. Mereka akan memuji kekuatan ibadah kita, kekuatan kehidupan yang kita jalani dalam kasih Tuhan Yesus.
Karena itu, betapa pentingnya untuk tidak sembrono dalam berbicara mengenai keadaan keluarga kita.
Penting untuk tetap berusaha berbicara dengan nada cinta kasih. Penting untuk tidak memperburuk keadaan dengan melampiaskan kemarahan atau memancing-mancing keributan.
3.Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Saudara-saudara,
Kehidupan keluarga yang rukun itu seperti embun yang menyegarkan kehidupan di lingkungan sekitarnya.
Gunung-gunung Sion adalah tempat bait suci. Embun yang turun ke atas gunung Sion adalah gambaran berkat dan penyertaan Tuhan Allah kepada umat-Nya.
Kehidupan keluarga yang rukun juga meyakinkan kita akan jaminan berkat dan penyertaan Allah kepada umat manusia.
Kepada keluarga yang hidup rukun itu, Tuhan memerintahkan berkat kehidupan. Kehidupan yang kekal, kehidupan yang benar boleh mulai dirasakan dalam keluarga yang hidup rukun.
Saudara-saudara,
Keluarga-keluarga kita adalah keluarga yang hidup rukun. Atau paling tidak, ya relatif kelihatan rukun. Kita bersama-sama merayakan dan mensyukurinya.
Mari kita bersama saling membantu agar kehidupan jemaat kita sungguh menjadi berkat. Karena ada banyak orang yang melihat dan terpengaruh oleh cara kita hidup berkeluarga.
Tuhan itu Baik. Kebaikan Tuhan menjadi nyata dalam keluarga kita yang hidup rukun dan damai.
Tuhan itu baik, sehingga kita semua bisa tetap memilih menjadi keluarga yang baik, keluarga yang hidup rukun. Amin.